w3lc0m3 t0 m3LoDy_Pu7@n99@

53l@m@t___m3mb@c@

Kamis, 18 Maret 2010

Dialog Dikedai Usang

Di kedai kecil yang usang itu lelaki setengah baya selalu setia menjajahkan dagangannya tanpa kenal teriknya mentari yang menyelinap masuk melalui pori-pori kecil genting yang tak rapat.Dagangannya sangat di buru oleh para peminat berita,yang haus akan informasi dunia.

Pagi ini minggu yang dinanti husen setiap pekannya,sebab husen adalah pemburu koran minggu.Baginya koran minggu adalah nafas hidupnya karena Husen adalah cerpenis yang tak henti-hentinya berkarya dengan tulisan-tulisannya yang dia kirimkan kesegala media,dari karyanyalah dia dapat menyambung nafas kehidupan.Puluhan media yang bernama koran dia buru dan dia buka halaman demi halaman mencari apakah karya yang dia kirimkan telah bertengger didalamnya dan dia juga pasti tak hentinya belajar dari karya cerpenis lain maka dari itu dia dapat pastikan pagi ini membeli lima koran minggu yang didalamnya bertengger cerpen-cerpen ciamik untuk dibaca.Di kedai yang usang itu koran-koran berjuta informasi terjajar rapi dan husen lah pembeli setia di pagi minggu.Pa Bayu sang pemilik kedai telah hapal betul tentang husen dan dia amat bangga dengannya masih muda tapi mampu membuat karya-karya yang gemilang.

Sekitar pukul sembilan pagi husen telah sampailah ke kedai pa bayu.

"pagi pa,senang sekali minggu pagi ini ku dapat bertemu dengan mu." ujar husen

"pagi juga husen sang cerpenis muda,senang sekali kau selalu mencari berita di hari minggu " dengan senyum simpul pa bayu menjawab sapaan husen

"bagaimana pa sudah disiapkankah tumpukan koran minggu untuk ku buka halam demi halamannya ??"

"sudah husen,ini tumpukan koran yang selalu kau butuhkan disetiap minggunya,silakan kau berjalan dari satu halaman kehalaman lainnya" ujar pa bayu sembari memberikan setumpuk koran minggu pagi ini

"baiklah pa akan ku susuri halaman koran-koran ini,sekalian ku menemani mu minggu ini seperti minggu-minggu lalu" husen menerima tumpukan koran itu dan masuk kedalam kedai usang agar dia santai melihat lembar demi lembarnya

"pa,ini coba bapak baca" husen menunjukkan karyanya yang terpampang indah di halaman salah satu koran minggu ini

"ya nak selamat ya....coba bapak baca cerpen ini dengan seksama baru bapak boleh berkomentar...ok pak" husen agak sedikit memaksa pa bayu membaca karyanya

Sekitar dua puluh menit pa bayu membaca cerpen itu dan dia terharu.

"Husen,terimakasih ya nak.Hari ini ku terharu dan ku tak salah bangga pada mu,kau buatku bahagia hari ini kau bercerita tentang ku di cerpen mu dan ini indah nak aku sangat menyukainya...terimakasih ya nak" pa bayu tak henti-hentinya berterimakasih karena dia terharu ternyata husen bercerita tentang dirinya di cerpen yang dia buat dan itu di muat minggu ini

Karena dialog dikedai usang setiap minggu pagi husen mengetahui kisah hidup pa bayu dan ia kembangkan dalam cerpennya,untuk sang teman setia di minggu pagi.

Sekitar pukul sebelas husen pamit pada pa bayu dan dia membawa lima koran minggu di tangannya tak lupa di memberi uang untuk membayarnya,dalam perjalanan pulang husen sangat merasa puas karena pa bayu bahagia dengan apa yang dia berikan dalam cerpennya.

Sampailah husen dirumahnya,dia menaruh koran-koran itu di meja ruang tamu dia beranjak ke dapur untuk membuat secangkir teh manis untuk menemaninya membaca isi koran-koran yang dibawanya tadi.Lembar demi lembar dia lahap,dalam satu jam husen telah selesai membaca tiga koran pagi ini.

Beres sudah semua koran dia baca dan kini saatnya husen berdiam diri di ruang kerja dan membiarkan pikirannya liar serta membiarkan sang mata pena menggores kertas bergaris di atas mejanya inilah husen dalam merangkai kata-kata untuk menjadi karya.

Tak ingin di ganggu dan butuh konsentrasi adalah permintaannya pada keluarga bila dia sedang ada di ruang kerjanya.Keluarga tak berani mengganggunya karena tak ingin membuat konsentrasi husen buyar.Akhirnya husen tenggelam dengan rutinitasnya menulisnya.


oleh :Adhe_nitha (14032010_11:55)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar