w3lc0m3 t0 m3LoDy_Pu7@n99@

53l@m@t___m3mb@c@

Kamis, 01 April 2010

( B )

Biarkan aku bercerita dengan kata
Biarkan aku menari dengan aksara
Biarkan aku liar dengan imajinasi ide-ide ku

Biarkan aku......Biarkan aku
Bermain dengan bait-bait yang bersautan

Biarkan aku.......Biarkan aku
Bersyair dalam sajak-sajak ku

kehidupan di suatu komleks

Sudah bukan pemandangan baru bagi ku melihat ibu-ibu kompleks mengumpul setiap sore di depan rumah bu Lely,karena memang rumah itulah yang dibilang memiliki halaman cukup lumayan besar sehingga para ibu-ibu nyaman untuk berkumpul dan bertukar informasi apa saja di sana.Pemandangan yang sangat berbeda aku saksikan di daerah yang masih sangat asri dan masyarakatnya pun masih primitip,sehingga mereka hanya tahu pagi hari mereka keladang atau sawah untuk bekerja lalu sore harinya mereka pulang kerumah dan malamnya mereka gunakan untuk beristirahat begitu saja setiap harinya yang mereka lakukan,sangat berbanding terbalik dengan para ibu-ibu kompleks yang hobi sekali ngumpul-ngumpul untuk bertukar informasi walau terkadang berujung membicarakan orang lain atau bahasa kerennya bergunjing (bergosip).

Suatu sore yang sangat cerah, aku melewati rumah bu Lely berbeda dari biasanya rumah ini sangat sepi bagai tidak berpenghuni mungkin bu Lely dan keluarga memang sedang tidak ada di rumah,sehingga ibu-ibu kompleks tidak berkumpul di sini.Akhirnya aku lanjutkan perjalanan ku ke desa yang tidak jauh dari kompleks tempat aku tinggal bersama keluarga.Aku adalah Halimah putri ke dua dari tiga bersaudara,kebiasaan ku setiap sore adalah mengajak adik laki-laki ku yang bernama Galuh untuk bermain bola bersama anak-anak di desa dekat kompleks tempat kami tinggal.Galuh sangat menyukai kegiatan sorenya sebab dia merasa memiliki banyak teman dan bisa bermain dengan banyak orang, tidak seperti anak-anak kompleks yang bermainnya memilih-milih teman dan terkadang mereka terlalu asik dengan mainan yang mereka miliki yang dibelikan oleh ayah dan bundanya sehingga tidak terbentuk karekter anak yang bersosialisasi dan mereka tidak merasakan suatu keindahan yang sebenarnya dimana mereka dapat benar-benar menikmati masa kecilnya yang tidak akan bisa terulang,tapi Galuh amatlah beruntung ayah dan bunda di rumah tidak mengatur dengan siapa dia harus bermain dan harus bagaimana dia,ayah dan bunda selalu berpesan pada anak-anaknya kalau mereka bisa menjaga diri dan kepercayaan atas kebebasan yang ayah dan bunda mereka berikan.

Sudah empat bulan, aku selalu mengantar Galuh bermain dengan teman-temannya di desa ini berati sudah empat bulan pula aku selalu melewati rumah bu Lely yang megah itu setelah kepindahan ku dan keluarga dari Jogjakarta.

Keanehan terjadi di rumah bu Lely awal bulan lalu,ibu-ibu yang biasanya berkumpul kini bergantian keluar masuk rumah itu dan sang pemilik rumah tak terlihat batang hidungnya,”Kemana dia?”tanya ku dalam hati.

Namanya juga berita dari mulut kemulut itu lebih cepat sampai dari pada berita dengan tulisan,entah itu kabar burung atau apa namanya sampailah berita tidak sedap di telinga ku bahwa bu Lely sakit karena diguna-guna orang yang merupakan saingan bisnis suaminya,suami bu Lely adalah pengusaha tekstil yang sukses.

Berita yang ku dengar kemarin semakin jelas dengan tidak sengaja mendengar pembicaraan antara ibu Yanita ,ibu Dewi ,dan ibu Poppy di warung kelontongan milik ibu Rindi.

“Ibu-ibu,tahu gak si bu Lely sakit karena diguna-guna sama rekan kerja suaminya aduh hari gini masih ada saja ya yang pakai ilmu hitam seperti itu”ibu Rindi sang pemilik warung memulai percakapannya.

“Ya jeng,masih ada saja yang seperti itu di jaman yang semodern ini di mana teknologi sudah semakin canggih setiap harinya”bu Poppy yang memang ibu gaul diantara ibu-ibu yang ada di warung itu mengiyakan ucapan bu Rindi.

“Bener banget bu” “Ya,bener banget deh” ibu Yanita dan bu Dewi saling mengiyakan bergantian.

Sekitar lima menit dari obrolan itu mereka telah selesai dan membawa belanjaan mereka menuju rumah masing-masing.

Hari-hari berlalu,rumah itu masih lengang hanya ada tamu yang bergantian datang menjenguk ibu Lely yang masih sakit.Keadaan suasana kopmlek ini berubah empat puluh lima derajat dari suasana biasanya yang ramai saat sore itu tiba,semua berubah semenjak sakitnya bu Lely yang biasanya paling heboh kalau lagi kumpul-kumpul sekarang sepi dan lenggang.

Dua bulan sudah bu Lely dirawat di rumahnya,tiba-tiba kondisi bu Lely memburuk dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.Keluarga panik dan tetangga yang mengantar pun tegang menunggu kabar dari dokter yang memeriksa di dalam ruang ICU termasuk aku waktu itu yang mengantar bu Lely,sekitar satu setengah jam dokter yang memeriksa bu Lely pun keluar dari ruang ICU,pak Dani menghampiri dokter tersebut untuk menanyakan keadaan istrinya.

“Dokter,bagaimana keadaan istri saya?”pak dani bertanya pada sang dokter

“Istri anda harus dirawat di sini,agar saya dapat memeriksa perkembangannya.” Dokter pun memberi tahukan agar ibu Lely melakukan rawat inap.

“Baiklah dok,saya akan mengurus administrasinya untuk rawat inap istri saya,permisi dok.”pak Dani mengiyakan dan permisi pada dokter hendak ke ruang administrasi.

Sekitar empat puluh menit pak Dani mengurus administrasi rawat inap,bu Lely di pindahkan keruang perawatan biasa tidak di ruang ICU lagi.

Tiga hari sudah bu Lely dirawat di rumah sakit ini,keadaannya sedikit membaik segala tes laboratorium dilakukan hasilnya harus menunggu kurang lebih empat hari lagi. Saat ini hanya obat dan suplemen untuk memulihkan keadaan bu Lely.

Empat hari pun sudah berlalu,hasil tes yang dilakukan bu Lely pun sudah keluar dokter memanggil pak Dani ke ruangannya.

“Silakan duduk pak,ada yang ingin saya sampaikan dan jelaskan tentang penyakit yang menyerang istri bapak”ujar dokter pada pak Dani.

“Terimakasih dok,hmm..istri saya sakit apa ya dok?”tanya pak Dani penuh kecemasan.

“Begini pak,istri bapak itu menderita tumor yang ada di bagian mulut rahimnya nama penyakit ini lebih dikenal dengan istilah kanker servik,memang sekarang ini sedang banyak sekali penyebaran penyakit ini dan penyebabnya ada banyak yaitu diantaranya adalah kurangnya perawatan dengan bersih pada bagian vagina sehingga virus ini aktif bekerja dan daya tahan tubuh istri anda yang lemah tidak dapat melumpuhkan virus-virus tersebut,memang penyakit ini tidak ada gejala awal tetapi kalau tumor itu membesar akan membuat rasa sakit saat buang air kecil dan keputihan yang sangat tidak wajar,sebaiknya bu Lely mendapatkan perawatan di rumah sakit ini dulu kalau sekiranya kondisi sudah membaik barulah dilakukan rawat jalan karena ini baru stadium dua kalau sudah parah bisa menyebabkan kematian”penjelasan dokter pada pak Dani atas penyakit yang diderita istrinya.

“Oh begitu ya dok,baiklah saya akan ikuti saran dokter yang penting istri saya sembuh”begitu jawab pak Dani.

Kurang lebih tiga minggu bu Lely dirawat,akhirnya di perbolehkan pulang untuk rawat jalan,dan berobat dengan rutin akhirnya penyakit itu pun sedikit demi sedikit mulai menghilang dan bu Lely bisa sehat kembali.

Ternyata selama ini bukan diguna-guna tetapi bu Lely menderita sakit kanker servik karena dia kurang merawat kebersihan vaginanya,ibu-ibu pun mulai berkumpul dan bergunjing tentang apa yang mereka dengar tentang penyakit yang diderita oleh bu Lely.Memang ibu-ibu kompleks berita apa pun selalu cepat sekali menyebarnya,dan pastinya berita itu samapilah ke telingaku juga.

Sangat berbeda dari sebelumnya rumah megah yang berhalaman luas itu kini tak lagi ramai oleh ibu-ibu kompleks karena sekarang ibu-ibu kompleks mulai menjauh dari bu Lely dan mereka lebih senang bekumpul saat ada arisan ibu-ibu komplek saja yang diadakan sebulan sekali di rumah yang mendapatkan arisan jadi selalu bergilir dan berpindah-pindah rumah.

Kini,aku dan keluarga ku sudah satu tahun tinggal di kompleks perumahan ini dan aku masih seperti biasanya mengantar Galuh bermain bola di desa yang berada tidak jauh dari kompleks.

by: adhe nitha.

kematian di ujung tebing

Bau busuk itu menusuk indra penciuman Saskia dipagi ini,”Bau sekali ini darimana sumbernya ?”ujar Saskia dalam hati.

Saskia mencari sumber bau busuk yang menyangat itu darimana asalnya.

Ke arah kanan Saskia terus mencari sumber bau busuk itu dia bagaikan anjing pelacak yang mengendus,sumber bau itu semakin dekat sebab bau busuk itu semakin menyengat di indra penciumannya.Saskia menghentikan langkahnya saat dia melihat ada bangkai yang dikerumuti oleh lalat,Saskia pun mendekat dan sontak terkaget melihat sesosok mayat wanita dengan pakaian gaun pengantin berwarna putih yang bersimbah darah mengering membuat noda di gaun pada bagian perutnya.Rupanya mayat ini sudah beberapa hari di sini,karena baunya sudah sangat busuk dan darahnya mulai mengering,mukanya tak nampak jelas karena banyak bekas pukulan dan melebam biru di bagian wajahnya serta kepala bagian belakang hancur terkena bebatuan di pinggiran tebing."Malang sekali nasib wanita bergaun pengantin ini"ujar Saskia saat itu.

Saskia bingung,dia harus berbuat apa yang ada di kepalanya saat ini adalah membawa mayat ini kekeluarganya agar dapat segera dimakamkan,tetapi dia tidak mengenali mayat siapakah yang terlantar itu dan akhirnya Saskia memutuskan untuk berteriak memberi tahu warga agar dapat membawa mayat ini ketempat yang strategis “ada mayat....ada mayat...” ,tidak lama kemudia warga berdatangan dengan menutup indra penciuman mereka mencoba mengangkat mayat tersebut kearah sisi jalan dan menelpon polisi terdekat untuk melaporkan penemuan mayat tersebut.

Setengah jam kemudia pihak kepolsian datang diikuti dengan mobil ambulan bersama tim medisnya.

Nguing....nguing...nguing.
...suara mobil polisi itu terdengar mendekat kearah warga berkerumun,dengan sigap polsi itu turun dari mobil dinasnya dan mobil ambulan pun menyusul dibelakangnya, petugasnya segera turun dan mengangkat mayat tersebut kedalam mobil lalu membawanya kerumah sakit untuk diotopsi.

Pihak polisi menanyakan “Siapa yang menemukan mayat ini ?”

“Saya pa” Saskia dengan lantang menjawab.

“Anda ikut kami kekantor untuk memberikan keterangan” ujar seorang polisi.

“Baik pa” Saskia menjawab dan mengikuti pa polisi memasuki mobil dinasnya.

Perjalanan menuju kantor polisi membutuhkan waktu kurang lebih dua puluh tiga menit dari tempat warga berkerumun tadi.

“Silakan duduk de”petugas polisi mempersilakan pada Saskia untuk duduk di depan meja petugas yang akan mewawancarainya.

“Baik saya akan mulai mewawancarai tentang penemuan mayat tersebut?”petugas itu berbicara dengan sangat tegas.

“Saskia menceritakannya dengan sangat mendetail tentang bagaimana ia menemukan mayat wanita tersebut”Saskia bercerita.

“Baiklah cerita anda sudah kami masukkan sebagai berita kami untuk nanti kami sampaikan pada keluarganya korban setelah kami mendapat laporan otopsinya nanti.”polisi itu berkata demikian sekaligus mengucapkan terimakasih pada Saskia karena berkenan menjadi saksi.

“Sama-sama pa.”Saskia menjawab ucapan terimakasih tersebut sambil berjabat tangan dengan polisi.

Saskia berjalan menuju rumahnya,yang memerlukan waktu empat puluh lima menit dari kantor polisi tersebut.Otopsi pun memerlukan waktu dua hari.

Dua hari kemudia, koran pagi ini memuat berita tentang apa yang terjadi dua hari lalu ternyata mayat itu mungkin lebih tepatnya adalah jenazah itu sudah teridentifikasi dan dia adalan Rosa putri dari pemilik perkebunan teh,dia merupakan putri satu-satunya dari lima bersaudara yang lainnya adalah laki-laki.Malang sekali nasib Rosa,seharusnya dia bahagia menikah dengan pemuda pilihan orang tuanya tetapi dia harus meninggal dunia ditangan suaminya sendiri.Ternyata suami Rosa yang bernama Tyo yang selama ini dikenal sebagai pria yang santun dan sangat sopan tetapi ternyata mengidap gangguan jiwa yang biasa orang menyebutnya psikopat,dialah yang menembak Rosa diatas tebing yang tinggi itu sehingga mayatnya jatuh ke tanah perkebunan teh yang,selama seminggu ini dia bersembunyi di rumah tua yang berada di ujung perkebunan tapi kini dia mendekap di tahanan dan sesekali tim medis dari rumah sakit jiwa memeriksanya.Padahal selama ini Tyo tidak pernah menunjukan sikap yang aneh, entah darimana penyebab dia bisa menderita gangguan jiwa tersebut apa karena dipaksa menikah dan dia harus meninggalkan wanita yang dicintainya yang selama ini dipacarinya selama tiga tahun dan sudah berencana akan melamarnya mungkin saja terjadi tetapi pihak keluarga Tyo sama sekali tidak mengetahuinya dan sangat tidak menyangka anaknya hingga melakukan tindakan yang sangat tidak manusiawi seperti ini,keluarga Rosa pun tidak mengetahuinya dan kini keluarga Rosa sangat menyesal telah menjodohkan anaknya dengan pemuda yang telah membuat putri satu-satunya meninggal dunia.

Jenazah Rosa telah berada di dalam peti karena bagian kepala yang hancur tidak memungkinkan untuk dia dikafani seperti jenazah lain pada umumnya,setelah selesai disholatkan dan pihak keluarga telah berkumpul jenazah alm.Rosa diantar oleh rombongan pelayat beserta keluarga ke pemakaman umum untuk dikebumikan di desa kami,aku dan keluarga melayat kerumah duka di sana pun banyak warga yang berdatangan untuk berbelasungkawa.Di rumah bercat biru muda kini bermandikan air mata kesedihan dan dihiasi karangan bunga serta bendera kuning yang menandakan ada yang meninggal di rumah terebut.

“Bu,saya sekeluarga turut berduka cita”ibu ku (Aminah) berkata pada Bu Ambar ibunda dari alm.Rosa.

“Terimakasih bu,oh ya Saskia terimakasih ya nan kamu telah melaporkan penemuan Rosa kepada polisi sehingga jelas pelakunya dan dia kini mendekap di penjara”bu ambar berterimakasih pada ku.

“Sama-sama bu,saya turut beduka cita semoga Alm.Rosa diterima disisiNya dan ibu serta keluarga diberi ketabahan dan keikhlasan”ujarku kepada bu Ambar.

“Ya Siska,terimakasih.Kami sekeluarga ingin mengangkat mu sebagai anak kami sebagai ucapan terimakasih kami dan agar kami tidak terlalu sedih atas kepergian Rosa,apakah kamu mau nak jadi anak angkat kami ?”ujar bu Ambar beserta suami.

“Saya,mau bu”Siska menjawab dengan meminta persetujuan ibunya terlebih dahulu.

Seminggu kemudian,tanah pemakaman alm.Rosa masih merah dan basah bunga-bunga masih menghiasi di sana rasa kehilangan dan suasana duka masih terasa di rumah bu Ambar,tidak etis rasanya bila Siska menerima fasilitas yang diberikan bu Ambar dan keluarga yang dulu dinikmati oleh Rosa,Siska putuskan untuk menolak pemberian itu semua saat ini.

Setelah sebulan berlalu suasana kembali seperti biasanya,Siska mulai merasakan kehidupan lain bersama keluarga bu Ambar yang kini menjadi orang tua angkatnya,Siska merasakan kehidupan yang sedikit berubah dari yang dia rasakan saat dia belum menjadi anak angkat bu Ambar.Siska adalah gadis desa yang sangat tahu diri dia tidak aji mumpung dan serakah akan apa yang dia peroleh saat ini tetapi dia hidup seperti biasanya saja tapi yang berbeda kini dia bisa melanjutkan apa yang menjadi cita-citanya yaitu untuk berkuliah di jurusan ekonomi manajemen,semua biaya perkuliahan ditanggung oleh bu Ambar dan keluarga.Siska ingin membahagiakan ibu dan bapaknya serta meningkatkan tarap hidup keluarganya baginya orang tua boleh sebagai petani teh tetapi dia harus sukses agar kehidupan keluarganya bisa meningkat,dan membuat bu Ambar sekeluarga bangga padanya.


by:adhe_nitha

sembilu

Ujung belati yang berkarat
Telah ku hujam kehati mu
Luka mengaga perih tertiup angin
Akan membuat mu mengaduh kesakitan

Masa kita telah lewat
Asa kita telah lenyap
Waktu kita telah menjadi memori
Rasa itu telah jadi benci dihati mu

Kasih .... ma`af...
Telah ku toreh sembilu dihati mu

Sembilu yang memar dan meradang...
Sembilu yang tak akan pernah kau lupakan
Sembilu yang akan selalu membuat mu perih
Sembilu disetiap kau mengingat ku...

Sembilu itu membiru dihati mu...

oleh:adhe_nitha (20032010_00.45wib)